RSS Feed

Selasa, 10 November 2009

TAKTIK OLAHRAGA

TAKTIK OLAHRAGA

A.Pengertian Taktik dan Strategi dalam Olahraga

TAKTIK
Taktik adalah suatu siasat atau pola pikir tentang bagaimana menerapkan teknik-teknik yang telah dikuasai didalam bermain untuk menyerang lawan secara sportif guna mencari kemenangan. Atau dengan kata lain taktik adalah siasat yang dipakai untuk menembus pertahanan lawan secara sportif sesuai dengan kemampuan yang telah dimilikinya.

Ciri-cirinya :
a. Mengembangkan daya nalar, kreatif dan pengambil keputusan yang tepat.
b. Menganalisis kesiapan fisik, teknik dan mental agar lawan melakukan apa yang dikehendaki.
c.Mencari kemenangan secara efektif dan efisien.
d. Memantapkan mental juara.
e. Mengendalikan emosi.
f. Mencegah cidera.
g. Mengantisipasi kekuatan dan kelemahan lawan

STRATEGI
Strategi adalah suatu siasat atau pola pikir yang digunakan sesaat sebelum pertandingan dimulai untuk mencari kemenangan secara sportif.

Ciri-cirinynya :
a. Siasat yang disusun sebelum pertandingan dimulai.
b. Penyusunan siasat didasari kondisi, tempat serta sistem yang dipakai.
c. Mengutamakan pada hasil observasi kekuatan lawan.
d. Lebih pada latihan otomatisasi, pola, tipe penyerangan dan pertahanan individu, kelompok atau tim.
e. Keberadaan pelatih lebih berperan daripada si atlit.

B.Jenis – Jenis Taktik dalam Olahraga

a. Defense/bertahan.
b. Transisi dari bertahan menuju menyerang.
c. Offense/penyerangan.
d. Transisi dari menyerang menuju bertahan.

C.Faktor Penentu Keberhasilan Pembinaan taktik
Lahirnya seorang juara tidak dapat terlepas dari perana pelatih. Atlit dengan bakat pembawaannya merupakan modal dasar lahirnya seorang juara. Persaingan ketat dalam olahraga dewasa ini telah melibatkan para ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu. Sehingga untuk dapat memenangkan pertandingan tidaklah cukup bermodalkan bakat saja dan mutlak diperlukan bantuan dari berbagai disiplin ilmu dan pelatih adalah pemegang utamanya.
Bakat sebagaimana telah disinggung dimuka merupakan variable yang memungkinkan seorang atlit mencapai prestasi tinggi dalam cabang olahraga tertentu. Bakat individu tidak akan berkembang apabila tidak diberi kesempatan berkembang. Dengan hanya memiliki bakat individu tidak akan berkembang mencapai prestasi puncak apabila tidak diberi perlakuan-perlakuan secara intensif dan benar. Sesuai teori konvergensi perkembangan individu akan ditentukan oleh factor perlakuan serta pengaruh-pengaruh dari luar.
Penampilan seorang atlit dapat di tinjau dari 4 dimensi al :
(1) Dimensi Kesegaran Jasmani
(2) Dimensi Keterampilan
(3) Dimensi bakat pembawaan fisik
(4) Dimensi psikologik

Maka dari itu seorang Pelatih harus memperhatikan ke 4 hal tersebut, dan memerlukan kerjasama dengan ilmuwan berbagai disiplin ilmu, disamping tugas pokonya meningkatkan ketrampilan dalam segii tehnik, taktik, dan strategii pertandingan.

Falsafah Dasar
Kepelatihan merupakan usaha atau kegiatan memberi perlakuan (treatments) untuk membantu atlit agar pada akhirnya atlit dapat mengembangkan diri sendiri dan meningkatkan bakat kemampuan, ketrampilan, kondisi fisik, pengetahuan, sikap-sikap, penguasaan emosi serta kepribadian pada umumnya.
Dalam olahraga atlit diharapkan dapat berbuat sebaik-baiknya yang berarti kemampuan pribadinya dapat berfungsi baik dalam suatu tingkat integritas tertentu dan menunjukkan kematangan emosional serta dapat menguasai diri.Pendapat para ahli pada umumnya menunjukkan kecenderungan yang sama yaitu bahwa olahraga dapat memberi dampak positif pada individu seperti peningkatan tanggung jawab, kejujuran dalam bermain, memperhatikan orang lain, kepemimpinan, menghargai para pelatih, wasit, dan pembina, setia, toleransi, disiplin yang akhirnya dapat diharapkan menjadi warga negara yang baik.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi semakin meningkat, perkembangan masyarakat selalu meningkat dan tuntutan pemuda juga selalu meningkat. Ini semua harus mendapatkan perhatian para pelatih agar tidak tertinggal dalam upaya berlomba mencapai prestasi setinggi-tingginya. Disamping itu perkembangan masyarakat dan pemuda harus dipahami agar perlakuan-perlakuan dan latihan-latihan yang diberikan sesuai dengan keadaan, tuntutan dan kebutuhan. Melalui kegiatan olahraga diharapkan dapat memberi kontribusi terhadap perkembangan pribadi atlit, disamping upaya peningkatan prestasinya.


Kepribadian Pelatih
Keberhasilan pembinaan atlit akan sangat ditentukan hasil interaksi antara pelatih dan atlit yang dibina. Sehubungan itu setiap pelatih harus memahami siifat-sifat kepribadian atlitnya, disamping itu tiap pelatih juga harus memahami sifat-sifat pribadinya sendiri agar dapat menyesuaikannnya pada waktu berinteraksi dengan atlit yang memiliki sifat intravert dan ektravert, sifat terbuka dan senang bergaul dengan orang lain.
Berhasilnya pembinaan tidak hanya tergantung dari kesediaan atlit menyesuaikan diri dengan sikap dan kemauan pelatih tetapi juga tergantung pada kemampuan pelatih, menyesuaikan sikap dan tindakannya terhadap sifat-sifat kepribadian atlit yang dibinanya.Pelatih harus memahami cara-cara yang tepat untuk menimbulkan motivasi atlit, sehingga akhirnya dengan kemauan sendiri atlit berusaha mencapai target yang ditetapkannya, untuk mencapai prestasi lebih tinggi, memenangkan pertandingan dan memecahkan rekor sendiri.
Setiap pelatih perlu memahami sifat-sifat kepribadiannya sendiri untuk dapat menyadari kelemahan-kelemahannya dan selanjutnya berusaha mengatasi kelemahan tersebut. Pada hakekatnya tidak ada manusia yang sempurna, juga pelatih harus menyadari bahwa upaya untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada dirinya selalu perlu dilakukan oleh seorang pelatih untuk mencapai prestasi atlit yang dibinanya.


Sikap Pelatih Menghadapi Atlit
Sikap harus positif-proaktif, penuh tanggung jawab terhadap kemajuan atlit dan dilandasi optimisme bahwa atlit yang dibina akan selalu mampu meningkatkan prestasi dibawah bimbingannya. Setiap pelatih harus mempunyai falsafah yang jelas mengenai :
(1) Apa yang akan dilakukan
(2) Mengapa hal tersebut perlu dilakukan
(3) Bagaimana melaksanakan dengan memahami segala kemampuan dan kekurangan atlitnya serta memperhatikan kemungkinan dampak-dampak positif atau negatif yang dapat terjadi.

Hal diatas tidak mudah dilakukan dan memerlukan pengalaman yang perlu dipahami yaitu bahwa kepelatihan bukan hanya bahwa upaya meningkatkan pengetahuan, kemampuan fisik dan ketrampilan tetapi meliputi juga perkembangan motivasi, sikap, dan kepribadian atlit.


Tugas dan Peranan Pelatih
Setiap pelatih harus selalu sadar dan memahami sasaran yang ingin dicapai dan tujuan akhir suatu latihan untuk meningkatkan prestasi dan sedapat mungkin mendapatkan kemenangan dalam pertandingan. Hal ini penting namun pelatih hendaknya menyadari pula bahwa yang lebih penting lagi adalah peningkatan prestasi atlit serta perkembangan pribadi atlit. Kemenangan dalam suatu pertandingan bukanlah akhir sebuah perjalanan seorang atlit karena setiap kemenangan atau kekalahan merupakan awal dari suatu perjalanan untuk menghadapi kemenangan atau kekalahan berikutnya.
Banyak pelatih mengharapkan kemenangan bagi atlitnya dalam waktu pendek. Hal ini kadang-kadang tidak menguntungkan dan bisa berbahaya kalau dasarnya kurang kuat.Sehingga perkembangan selanjutnya justru merugikan atlit yang terlalu cepat dipacu untuk menang dan untuk mencapai kemenangan sering sekali diberi latihan yang melebihi kemampuannya. Cara seperti ini dapat menimbulkan akibat ” over training ” dan pada akhirnya atlit mengalami kejenuhan untuk berlatih dan berhenti sebagai atlit sebelum mencapai umur ideal untuk bisa berprestasi setinggi-tingginya. Gejala semacam ini disebut ” burn out ” yaitu atlit dipacu atau diberi latihan berlebihan dengan harapan cepat matang sebagai juara, sedangkan secara fifik dan mental atlit yang bersangkutan belum siap.
Pengertian tentang ” golden age ” untuk tiap-tiap cabang olahraga perlu dipahami agar dapat mebuat erencanaan latihan secara teratur, terarah, berkesinambungan untuk mencapai prestasi setinggi-tingginya pada usia ideal atlit dengan memanfaatkan seluruh potensinya. Untuk itu semua jelas dibutuhkan pendekatan individual agar memahami kemampuannya dan sifat-sifat atlit yang dibina.
Sehubungan dengan upaya menyiapkan atlit untuk mencapai prestasi setinggi-tingginya dibutuhkan pengetahuan mengenai psokologi atlit untuk bisa memahami gejala tingkahlakunya untuk bisa memberikan perlakuan setepat-tepatnya.Menurt Singer (1984) ada beberapa alasan mengapa seorang atlit berhenti dan tidak melanjutkan aktivitas olahraga yaitu disebabkan :
(1) Kegiatan yang menjemukan
(2) Kegiatan yang kurang menimbulkan tantangan rangsangan
(3) Kegiatan tidak menyenangkan
(4) Pengalaman yang didapat dalam kegiatan menimbulkan frustasi dan kekecewaan
(5) Para atlit merasa takut gagal
(6) Para atlit merasa takut untuk sukses
(7) Para atlit tidak mendapatkan pengakuan
(8) Para atlit tidak menetapkan sasaran capaian secara realistis yang ingin dicapai terlalu tinggi
(9) Sistem penunjangnya (keluarga, teman, pelatih) terlalu lemah

Untuk dapat melakukan tugas dan peranan pelatih dengan sebaiknya maka beberapa hal dibawah ini perlu mendapat perhatian yaitu :
(1) Menciptakan komunikasi yang sebaik-baiknya antara pelatih dengan atlit
(2) Memahami watak, sifat-sifat, kebutuhan dan minat
(3) Pelatih harus menjadi motivator
(4) Membantu atlit dalam memecahkan problem-problem yang dihadapi.

Atlit adalah orang yang selalu dihadapkan kepada permasalahan baik permasalahan mengejar prestasi, menghadapi tekanan lawan maupun penonton, kemungkinan mengalami kegagalan dan sebagainya. Sehubungan dengan itu maka selalu harus dipikirkan bagaimana menyiapkan atlit agar matang dalam menghadapi pertandingan-pertandingan. Belajar mengatasi stres merupakan hal yang sangat penting agar dapat memiliki kematangan sebagai juara.
Permasalahan-permasalahan yang bersifat tehnis maupun pribadi selalu dihadapi atlit dan untuk itu pelatih harus selalu peka dan selalu memperhatikan keadaan dan perkembangan individu atlit yang dibina.


D.Kaitan Taktik dengan Kondisi Fisik dan Strategi

Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan berisi perjuangan melawan diri sendiri atau dengan orang lain atau konfrontasi dengan unsur-unsur alam. Kegiatan olahraga meliputi gaya pertandingan, maka kegiatan itu harus dilaksanakan dengan semangat atau jiwa sportif. Pada olahraga kelompok mendorong manusia saling bertanding dalam suasana kegembiraan dan kejujuran. Olahraga memberi kemungkinan pada tercapainya rasa saling mengerti dan menimbulkan solidaritas serta tidak mementingkan diri sendiri. Olahraga juga dapat dijadikan alat pemersatu.
Selain itu olahraga juga dapat membuat tubuh seseorang menjadi sehat jasmani dan rohani yang akhirnya akan membentuk manusia yang berkualitas. Mengingat pentingnya peranan olahraga dalam kehidupan manusia, juga dalam usaha ikut serta memajukan manusia Indonesia berkualitas, maka pemerintah Indonesia mengadakan pembinaan dan pengembangan di bidang olahraga, seperti mengadakan pertandingan-pertandingan olahraga yang biasanya diikuti oleh para olahragawan.Untuk memperoleh tingkat kesehatan dan kebugaran yang baik, maka dapat diperoleh dengan olahraga yang dimulai sejak dini melalui pendidikan formal maupun non formal.
Untuk memperoleh tingkat kesehatan dan kebugaran yang baik, maka dapat diperoleh dengan olahraga yang dimulai sejak dini melalui pendidikan formal maupun non formal.Dalam upaya membina prestasi yang baik maka pembinaan harus dimulai dari pembinaan usia muda dan atlet muda berbakat sangat menentukan menuju tercapainya mutu prestasi optimal.
Bibit atlet yang unggul perlu pengolahan dan proses kepelatihan secara ilmiah, barulah muncul prestasi atlet semaksimal mungkin pada umur-umur tertentu.ibit atlet yang unggul perlu pengolahan dan proses kepelatihan secara ilmiah, barulaBermacam-macam tujuan masyarakat dalam melakukan kegiatan olahraga khususnya sepak bola antara lain:
a) olahraga untuk pencapaian prestasi,
b) olahraga untuk kesehatan,
c) olahraga untuk kebugaran, dan
d) olahraga untuk rekreasi.
Dalam pembelajaran sepak bola, kita mengenal aspek-aspek yang perlu dikembangkan yaitu:
1. Pembinaan teknik (keterampilan)
2. Pembinaan fisik (kesegaran jasmani)
3. Pembinaan taktik
4. Kematangan juara (Soekatamsi, 1988:11).
Dalam peningkatan kecakapan permainaneterampilan dasar erat sekali hubungannya dengan kemampuan koordinasi gerak fisik, taktik dan mental. Keterampilan dasar harus betul-betul dikuasai dan dipelajari lebih awal untuk mengembangkan mutu permainan yang merupakan salah satu faktor yang menentukan menang atau kalahnya suatu kesebelasan dalam suatu pertandingan.
Faktor yang penting dalam pencapaian prestasidalah fisik dan penguasaan keterampilan dasar yang dimiliki oleh pemain itu sendiri,.Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaianiantaranya ialah faktor fisik dan keterampilan gerak dasar permainan. Oleh karena itu, seorang pemain yang tidak memiliki fisik dan keterampilan gerak dasar bermain sepak bola yang baik tidak mungkin akan menjadi pemain yang baik dan sulit untuk mencapai prestasi maksimal.
Dengan melakukan latihan fisik dan keterampilan gerak dasar yang teratur dan sebaiknya dimulai sejak usia dini. Untuk meningkatkan kondisi fisik biasanya pelatih memberikan latihan yang didalamnya mengandung beberapa aspek yang berhubungan dengan kondisi fisik yang terdiri dari latihan kekuatan, kelentukan, kecepatan, kelincahan dan daya tahan.Aspek latihan tersebut bertujuan untuk mengetahui dan meningkatkan kondisi tiap pemain, karena tanpa fisik dan keterampilan gerak dasar bermain yang baik maka seorang pemain tidak akan dapat mengembangkan permainannya. Biasanya seorang pelatih akan memberikan latihan pada para pemainnya dan setelah itu ia akan memberikan evaluasi mengenai hasil latihan yang diberikan berhasil atau tidak didalam meningkatkan kondisi fisik serta keterampilan dasar para pemainnya.
Untuk dapat pandai bermain sepak bola, faktor fisik dan penguasaan keterampilan gerak dasar merupakan suatu keharusan. Agar fisik dan keterampilan gerak dasar dikuasai perlu latihan yang sungguh-sungguh dan direncanakan dengan baik, (Remmy Muctar, 1992 : 54). Fisik dan keterampilan gerak dasar merupakan beberapa faktor dalam kemampuan dasar bagi sesorang atlet.

E.Metode Pembinaan Taktik dalam Olahraga Prestasi.

Dalam pembinaan olahraga prestasi, istilah “Pemuncakan Prestasi” merupakan bagian yang tidak boleh luput dari perhatian. Setiap pelatih harus memahami bagaimana mencapai puncak prestasi. Sehingga, pelatih dituntut untuk harus memahami dengan baik tentang Periodisasi Latihan karena maknanya adalah suatu perencanaan dari tahapan latihan dan pertandingan agar pemuncakan prestasi dapat dicapai sesuai dengan waktunya. Perencanaan latihan merupakan bagian penting dari suatu proses. Hasil yang baik akan sangat tergantung pada proses yang baik, selain input yang baik.
Konsekuensi logis adalah pelatih dituntut untuk memahami makna dari Input – Proses – Makna dari proses adalah aplikasi ilmu olahraga dalam pembinaan olahraga prestasi khususnya dalam pelatihan aspek-aspek latihan (aspek fisik, teknik, taktik- strategi, dan psikis/mental). Sehingga implementasi pelatihan aspek-aspek tersebut benar-benar dilandasi oleh disiplin ilmu yang tepat dan mutakhir.
Sedangkan makna dari output adalah keberhasilan seorang pelatih dalam mencapai prestasi yang dihasilkan oleh atletnya.

Makna dari proses adalah aplikasi ilmu olahraga dalam pembinaan olahraga prestasi
khususnya dalam pelatihan aspek-aspek latihan (aspek fisik, teknik, taktik- strategi, dan
psikis/mental). Sehingga implementasi pelatihan aspek-aspek tersebut benar-benar
dilandasi oleh disiplin ilmu yang tepat dan mutakhir.
Sedangkan makna dari output adalah keberhasilan seorang pelatih dalam mencapai
prestasi yang dihasilkan oleh atletnya.
Target atau sasaran latihan merupakan bagian yang harus
direncanakan oleh pelatih dan dijalankan dalan suatu proses pelatihan.
Dalam kajian fisiologi, dikenal dengan 3 (tiga) prinsip suplai sistem energi, yaitu :
1. Sistem “Phosphate”
2. Sistem “Lactate”, dan
3. Sistem “Oxygen”

Dengan memahami dan menerapkan secara baik dan adekuat pada tiga sistem suplai energi ini, maka latihan fisik akan menjadi efektif dalam membantu mencapai prestasi yang maksimal. Setiap cabang olahraga mempunyai kebutuhan metode latihan fisik yang spesifik dan prinsip latihan yang spesial. Seperti contoh, pelari maraton akan sangat berbeda
Kebutuhan latihannya dibandingkan dengan pelari pendek (sprinter). Pelari maraton membutuhkan banyaknya suplai energi dari “oxygen”, sehingga latihannya harus bertujuan untuk meningkatkan kapasitas aerobik yang sangat tinggi. Sedangkan sprinter,membutuhkan kapasitas maksimal pada sistem fosfat (phosphat) sehingga latihannya harus meningkatkan kapasitas suplai energi phosphat yang tinggi.
Beberapa cabang olahraga membutuhkan latihan dalam tiga sistem suplai energi tersebut.
Contoh : Atlet yang lari pada jarak 400 meter, 800 meter, 1500 meter membutuhkan
latihan pada kapasitas aerobik yang tinggi dan juga pada kapasitas latihan anaerobik yang tinggi. Berkaitan dengan periodisasi, terdapat prinsip penerapan latihan fisik yang sesuai dengan kajian fisiologi, yaitu “pada masa / tahap Persiapan (terutama pada Persiapan Umum) atlet harus diberikan latihan yang se-aerob mungkin agar mempunyai kapasitas aerobik maksimal yang sangat baik”. Karena, dengan kemampuan tersebut maka hal penting pada atlet adalah terjadinya proses pemulihan (recovery) yang cepat.
Kesimpulannya adalah bahwa latihan harus mempunyai tujuan yang spesial pada sistem
energi yang dibutuhkan oleh cabang olahraga. Dengan kata lain, latihan yang optimal
menempatkan pada suatu intensitas kerja/latihan yang dibutuhkan oleh cabang olahraga
secara maksimal pada sistem energi yang lengkap.
Ini adalah suatu seni untuk menentukan intensitas latihan secara adekuat. Suatu
intensitas yang terlalu rendah tidak akan meningkatkan performa, tetapi intensitas yang
terlalu tinggi akan menurunkan performa dan akan menghasilkan “overtraining”.

Sejarah permainan dan perkembangan bola basket



Sejarah permainan dan perkembangan bola basket


Permainan bola basket diciptakan oleh Prof. Dr. James A. Naismith salah seorang guru pendidikan jasmani Young Mens Christian Association (YMCA) Springfield, Massachusets, Amerika Serikat pada tahun 1891. Gagasan yang mendorong terwujudnya cabang olahragabaru ini ialah adanya kenyataan bahwa waktu itu keanggotaan dan pengunjung sekolah tersebut kian hari kian merosot. Sebab utamanya adalah rasa bosan dari para anggota dalam mengikuti latihan olahraga Senam yang gerakannya kaku. Di samping itu kebutuhan yang dirasakan pada musim dingin untuk tetap melakukan olahraga yang menarik semakin mendesak.
Dr. Luther Gullick, pengawas kepala bagian olahraga pada sekolah tersebut menyadari adanya gejala yang kurang baik itu dan segera menghubungi Prof. Dr. James A. Naismith serta memberi tugas kepadanya untuk menyusun suatu kegiatan olahraga yang baru yang dapat dimainkan di ruang tertutup pada sore hari.Dalam menyambut tugasnya itu Nasimith menyusun suatu gagasan yang sesuai dengan kebutuhan ruang tertutup yakni permainan yang tidak begitu keras, tidak ada unsur menendan, menjegal dan menarik serta tidak sukar dipelajari.
Langkah pertama, diujinya gubahan dari permainan Footbal, Baseball, Lacrose dan Sepakbola. Tetapi tidak satupun yang cocok dengan tuntutannya. Sebab disamping sulit dipelajari, juga permainan tersebut masih terlalu keras untuk dimainkan di ruangan tertutup yang berlampu.
Dari hasil percobaan yang dilakukan itu Naismith akhrinya sampai pada kesimpulan bahwa permainan yang baru itu harus mempergunakan bola yang bentuknya bulat, tidak menjegal, dan harus menghilangkan gawang sebagai sasarannya. Untuk menjinakkan bola sebagai pengganti menendang dilakukan gerakan mengoper dengan tangan serta menggiring bola (dribbling) sebagai puncak kegairahan, gawang diganti dengan sasaran lain yang sempit dan terletak di atas para pemain, sehingga dengan obyek sasaran yang demikian pengutamaan tembakan tidak terletak pada kekuatan seperti yang terjadi pada waktu menendang, melainkan pada ketepatan menembak.
Semula Naismith akan menggunakan kotak kayu untuk sasaran tembakan tersebut, tetapi berhubung waktu percobaan dilakukan yang ada hanya keranjang (basket) buah persik yang kosong, maka akhirnya keranjang itulah dijadikan sasaran tembakan. Dari perkataan basket ini kemudian permainan baru yang ditemukan Prof. Dr. James A. Naismith tersebut dinamakan Basketball.
Beberapa catatan penting dalam perkembangan bola basket.
1. Tahun 1891 : Prof. Dr. James A. Naismith menemukan permainan Bola Basket
2. Tahun 1892 : Untuk pertama kali Naismith memperkenalkan permainan Bola Basket kepada masyarakat (Amerika)
3. Tahun 1894 : Prof. Dr. James A. Naismith dan Dr. Luther Gullick untuk pertama kali mengeluarkan peraturan permainan resmi.
4. Tahun 1895 : Kata Basketball secara resmi diterima dan dimasukkan ke dalam perbendaharaan bahasa Inggris.
5. Tahun 1913 : Untuk pertama kali diadakan Kejuaraan Bola Basket Far Eastern. Pada kesempatan tersebut regu Phillipina mengalahkan Cina.
6. Tahun 1918 : Tentara pendudukan Amerika dan anggota YMCA memperkenalkan permainan Bola Basket di banyak negara Eropa.
7. Tahun 1919 : Dalam Olympiade Militer di Joinville, permainan Bola Basket termasuk salah satu cabang olahraga yang dipertandingkan.
8. Tahun 1932 : Untuk pertama kali diadakan Kongres Bola Basket bertempat di Jenewa Swiss. Para peserta yang hadir adalah : Argentina, Cekoslowakia, Yunani, Italia, Portugal, Rumania dan Swiss. Keputusan penting yang dihasilkan adalah terbentuknya Federasi Bola Basket Internasional - Federation International de Basketball (FIBA)
9. Tahun 1933 : Untuk pertama kali diselnggarakan kejuaraan Dunia Bola Basket Mahasiswa di kota Turin - Italia.
10. Tahun 1935 : Dalam Kongres Komite Olympiade Internasional, Bola Basket diterima sebagai salah satu nomor pertandingan Olympiade.
11. Tahun 1936 : Untuk pertama kali Bola Basket dipertandingkan dalam Olympiade Berlin. Dua puluh dua negara ikut serta. Juaranya adalah USA, Kanada dan Meksiko.
12. Tahun 1939 : Prof. Dr. James A. Naismith meninggal dunia.


Perkembangan Bola Basket di Indonesia

Di tengah-tengah gejolak revolusi bangsa dalam mempertahankan kemerdekaan yang telah direbut itu, permainan Bola Basket mulai dikenal oleh sebagian kecil rakyat Indonesia, khususnya yang berada di kota perjuangan dan pusat pemerintahan Rakyat Indonesia, Yogyakarta serta kota terdekat Solo. Nampaknya, ancaman pedang dan dentuman meriam penjajah tidak menjadi penghalang bagi bangsa Indonesia untuk melakukan kegiatan olahraga, termasuk permainan Bola Basket. Bahkan dengan dilakukannya kegiatan-kegiatan olahraga tersebut semangat juang bangsa Indonesia untuk mempertahankan tanah airnya dari ancaman para penjajah yang menginginkan kembali berkuasa semakin membaja. Terbukti pada bulan September 1948, di kota Solo diselenggarakan Pekan Olahraga Nasional (PON) Pertama yang mempertandingkan beberapa cabang olahraga, diantaranya Bola Basket. Dalam kegiatan tersebut ikut serta beberapa regu, antara lain : PORO Solo, PORI Yogyakarta dan Akademi Olahraga Sarangan.

Mengenal Permainan Bola Basket


Permainan Bola Basket dimainkan oleh dua regu yang berlawanan. Tiap-tiap regu yang melakukan permainan di lapangan terdiri dari 5 orang, sedangkan pemain pengganti sebanyak-banyaknya 7 orang, sehingga tiap regu paling banyak terdiri dari 12 orang pemain.
Permainan Bola Basket dimainkan di atas lapangan keras yang sengaja diadakan untuk itu, baik di lapangan terbuka maupun di ruangan tertutup. Pada hakekatnya, tiap-tiap regu mempunyai kesempatan untuk menyerang dan memasukkan bola sebanyak-banyaknya keranjang sendiri untuk sedapat mungkin tidak kemasukan.
Secara garis besar permainan Bola Basket dilakukan dengan mempergunakan tiga unsur teknik yang menjadi pokok permainan, yakni : mengoper dan menangkap bola (pasing and catching), menggiring bola (dribbling), serta menembak (shooting).
Ketiga unsur teknik tadi berkembang menjadi berpuluh-puluh teknik lanjutan yang memungkinkan permainan Bola Basket hidup dan bervariasi. Misalnya, dalam teknik mengoper dan menangkap bola terdapat beberapa cara seperti : tolakan dada (chest pass), tolakan di atas kepala (overhead pass), tolakan pantulan (bounce pass), dan lain sebagainya. Dalam rangkaian teknik ini, dikenal pula sebutan pivot yakni pada saat memegang bola, salah satu kaki bergerak dan satu kaki lainnya tetap di lantai seabgai tumpuan.
Teknik menggiring bola berkaitan erat dengan traveling, yakni gerakan kaki yang dianggap salah karena melebihi langkah yang ditentukan. Juga double dribble suatu gerakan tangan yang dilarang karena menggiring bola dengan kedua tangan atau menggiring bola untuk kedua kalinya setelah bola dikuasai dengan kedua tangan.
Teknik menembak berkaitan erat dengan gerak tipu, lompat, blok dan lain sebagainya. Begitu banyak teknik permainan yang harus dikuasai oleh seorang pemain Bola Basket, sehingga sulit untuk diperinci satu-persatu dalam tulisan ini. Namun demikian, dengan menguasai ketiga unsur teknik pokok tadi serta beberapa lanjutannya, seseorang sudah dapat melakukan permainan Bola Basket, walaupun tidak sempurna.
Ketentuan bermain dan bertanding.
Seperti telah diuraikan di atas permainan Bola Basket dimainkan oleh dua regu, masing-masing terdiri dari 5 orang pemain. Wasit yang memimpin terdiri dari 2 orang yagn senantiasa berganti posisi. Waktu bermain yang resmi 2 x 20 menit bersih, tidak termasuk masa istirahat 10 menit, time out, dua kali bagi masing-masing regu tiap babak selama 1 menit, saat pergantian pemain dan atau peluit dibunyikan wasit karena bola ke luar lapangan atau terjadi pelanggaran/kesalahan seperti foul dan travelling. Apabila dalam pertandingan resmi (yang dimaksud disini bukan pertandingan persahabatan) terjadi pengumpulan angka sama, waktu diperpanjang sekian babak (tiap 5 menit) sampai terjadi perbedaan angka.
Khusus untuk permainan Mini Basket yang diperuntukkan anak-anak di bawah umur 13 tahun, diberlakukan peraturan tersendiri yang agak beda, antara lain : bola yang dipergunakan lebih kecil dan lebih ringan, pemasangan keranjang yang lebih rendah, waktu pertandingan 4 x 10 menit dengan 3 kali istirahat dan lainnya lagi seperti dalam hal penggantian pemain.



Peraturan permainan yang dipergunakan sangat tergantung daripada peraturan PERBAIS/FIBA mana yang berlaku. Misalnya pada tahun 1984, peraturan permainan yang berlaku adalah Peraturan Permainan PERBASI/FIBA tahun 1980 - 1984.
Alat-Alat Perlengkapan dan Lapangan
Berdasarkan Peraturan Permainan PERBASI/FIBA tahun 1980 - 1984, alat-alat perlengkapan dan lapangan terdiri dari :
1. Bola Basket
Terbuat dari karet yang menggelembung dan dilapisi sejenis kulit, karet atau sintesis. Keliling bola tidak kurang dari 75 cm dan tidak lebih dari 78 cm, serta beratnya tidak kurang dari 600 gram dan tidak lebih dari 650 gram. Bola tersebut dipompa sedemikan rupa sehingga jika dipantulkan ke lantai dari ketinggian 180 cm akan melambung tidak kurang dari 120 cm tidak lebih dari 140 cm.
2. Perlengkapan Teknik
2.1. Untuk pencatatan waktu diperlukan sedikitnya 2 buah stopwatch, satu untuk pencatat waktu dan satu lagi untuk time out.
2.2. Alat untuk mengukur waktu 30 detik
2.3. Kertas score (Scoring Book) untuk mencatat/merekam pertandingan.
2.4. Isyarat - scoring board, tanda kesalahan perorangan yakni angka 1 sampai dengan 5, serta bendera merah dua buah untuk kesalahan regu.
3. Lapangan
3.1. Lapangan Permainan
Berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 26 m dan lebar 14 m yang diukur dari pinggir garis batas. Variasi ukuran diperolehkan dengna menambah atau mengurangi ukuran panjang 2 m serta menambah atau mengurangi ukuran lebar 1 m. Di lapangan ini terdapat beberapa ukuran seperti : lingakaran tengah, dan lain sebagainya yang secara jelas dan terperinci akan diuraikan dalam gambar di bawah nanti.
3.2. Papan Pantul
Papan pantul dibuat dari kayu keras setebal 3 cm atau dari bahan transparant yang cocok. Papan pantul berukuran panjang 180 cm dan lebar 120 cm.. Tinggi papan, 275 cm dari permukaan lantai sampai ke bagian bawah papan, dan terletak tegak lurus 120 cm jaraknya dari titik tengah garis akhir lapangan. (Perincian selengkapnya, lihat gambar).
3.3. Keranjang
Keranjang terdiri dari Ring dan Jala. Ring tersebut dari besi yang keras dengan garis tengah 45 cm berwarna jingga. Tinggi ring 305 cm dari permukaan lantai dan dipasang dipermukaan papan pantaul dengan jarak 15 cm. Sedangkan jala terdiri dari tambah putih digantung pada ring. Panjang jala 40 cm.

Rabu, 04 November 2009

In Grand (father) Fashion!!!!!!!!!!!!!!!


Grandparents are a special breed. They all have their little quirks, sayings, and what nots, that through the years first get on your nerves, but then grow to be some of the staples that you live your life by. On this November 4th, I would like to honor my Grandfather's 70th birthday by introducing you to some of his greatest sayings.

1) "Well I'ma tell you like this" - Most of Grandfather's pearls of wisdom/stories normally start with this phrase. When you hear this, you might as well settle in. The only bad part about hearing this is when you've come to him with what you feel is an important problem. If you're hype is any manner, its pretty deflating to have him come back with that.

2) "Every closed eye ain't sleep" - This one is a classic. In order for you to understand this one, you must know that my Grandfather hasn't slept through the night probably since the Kennedy Administration. So when as a kid I would always hear him say this, I always thought it was really just a threat. Well that was until my brother and I tried to be slick and sneak into the kitchen for late night peanut butter and jelly sandwiches. Grandfather swooped in on us like an owl on a three legged mouse. That night, I truly learned the meaning of this saying.

3) "Jaws tight like Dick's hat band" - Well this is probably how my Grandfather would have described the look on me and my brother's faces when he busted us. I don't know who Dick is, but I do know that we were pretty salty that night, so Dick wears a seriously tight hat. I've always wondered if Dick was just somebody my Grandfather knew, or if it was a well known fact that Dick had a tight hat band.

4) "Joe Sausage Head" - To be referred to as a Joe Sausage Head was pretty severe. If Grandfather called someone this, they generally didn't have much, if any, sense. The funny thing about this saying is that until a co-worker of mine used the term last year, I thought my Grandfather was the only one who said it.

5) "Neither Vip nor Vop" - I have no idea what the hell this means. But when Grandfather says it, its with so much authority, that it almost makes sense.

6) "Like 40 going north" - In case you guys don't know, I drive for a living. I have damn near been on every highway and byway in America. But both US 40 and Interstate 40 travel east and west. So I have yet to figure out what 40 he's referring to. I'm not trying to prove Grandfather wrong, I'm just trying to understand what my man is referring to.

7) "More (Blank) than Carter had little liver pills" - This was another saying that for the longest time, I just took Grandfather at his word. I had no idea who the hell Carter was. With the advent of the internet, I finally decided to look up Carter and his little liver pills. Low and behold, I finally found the information. Carter wasn't a person, per se, but instead a company that made laxitives. Apparently they must've done big business back in the day cuz Grandfather is still referring to them now.


So those are probably the 7 most classic sayings from my Grandfather. I share them with you because though he's not your Grandfather, I'm sure your grandparents have some good saying of their own. I invite you to share with the blogosphere some of your grandparent's sayings. I'm proposing that we keep a Grandparents dictionary. These 7 are enshrined with my Grandmother saying "Flusterated, and Testes (That's the plural of test to her, my girl's grandfather who says "Search" (That's church to everyone else), and My Grandfather John's singing "Every day, every hour of the day", and the ultra classic "Summage". (A summage is a son of a bitch. I guess that's just how it was said in Mississippi).

To my Grandfather. Happy Birthday Grandfather. May you always know that though you might not have thought we were listening, WE WERE! And as we've gotten older, your words have never been truer. We Love you, and hope you're around for many more of these birthday posts. Enjoy your 70th. Next time I'm in Chicago, the cognac is on me! Lol


-DrizaDre-

In Grand (father) Fashion!!!!!!!!!!!!!!!


Grandparents are a special breed. They all have their little quirks, sayings, and what nots, that through the years first get on your nerves, but then grow to be some of the staples that you live your life by. On this November 4th, I would like to honor my Grandfather's 70th birthday by introducing you to some of his greatest sayings.

1) "Well I'ma tell you like this" - Most of Grandfather's pearls of wisdom/stories normally start with this phrase. When you hear this, you might as well settle in. The only bad part about hearing this is when you've come to him with what you feel is an important problem. If you're hype is any manner, its pretty deflating to have him come back with that.

2) "Every closed eye ain't sleep" - This one is a classic. In order for you to understand this one, you must know that my Grandfather hasn't slept through the night probably since the Kennedy Administration. So when as a kid I would always hear him say this, I always thought it was really just a threat. Well that was until my brother and I tried to be slick and sneak into the kitchen for late night peanut butter and jelly sandwiches. Grandfather swooped in on us like an owl on a three legged mouse. That night, I truly learned the meaning of this saying.

3) "Jaws tight like Dick's hat band" - Well this is probably how my Grandfather would have described the look on me and my brother's faces when he busted us. I don't know who Dick is, but I do know that we were pretty salty that night, so Dick wears a seriously tight hat. I've always wondered if Dick was just somebody my Grandfather knew, or if it was a well known fact that Dick had a tight hat band.

4) "Joe Sausage Head" - To be referred to as a Joe Sausage Head was pretty severe. If Grandfather called someone this, they generally didn't have much, if any, sense. The funny thing about this saying is that until a co-worker of mine used the term last year, I thought my Grandfather was the only one who said it.

5) "Neither Vip nor Vop" - I have no idea what the hell this means. But when Grandfather says it, its with so much authority, that it almost makes sense.

6) "Like 40 going north" - In case you guys don't know, I drive for a living. I have damn near been on every highway and byway in America. But both US 40 and Interstate 40 travel east and west. So I have yet to figure out what 40 he's referring to. I'm not trying to prove Grandfather wrong, I'm just trying to understand what my man is referring to.

7) "More (Blank) than Carter had little liver pills" - This was another saying that for the longest time, I just took Grandfather at his word. I had no idea who the hell Carter was. With the advent of the internet, I finally decided to look up Carter and his little liver pills. Low and behold, I finally found the information. Carter wasn't a person, per se, but instead a company that made laxitives. Apparently they must've done big business back in the day cuz Grandfather is still referring to them now.


So those are probably the 7 most classic sayings from my Grandfather. I share them with you because though he's not your Grandfather, I'm sure your grandparents have some good saying of their own. I invite you to share with the blogosphere some of your grandparent's sayings. I'm proposing that we keep a Grandparents dictionary. These 7 are enshrined with my Grandmother saying "Flusterated, and Testes (That's the plural of test to her, my girl's grandfather who says "Search" (That's church to everyone else), and My Grandfather John's singing "Every day, every hour of the day", and the ultra classic "Summage". (A summage is a son of a bitch. I guess that's just how it was said in Mississippi).

To my Grandfather. Happy Birthday Grandfather. May you always know that though you might not have thought we were listening, WE WERE! And as we've gotten older, your words have never been truer. We Love you, and hope you're around for many more of these birthday posts. Enjoy your 70th. Next time I'm in Chicago, the cognac is on me! Lol


-DrizaDre-

mangacan update